Rabu, 25 April 2012

Oh Rita, Pembantuku yang Montok

Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Kira-kira empat bulan lalu, aku pindah dari rumah kontrakanku ke rumah yang aku beli. Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain rumah aku pun mampu membeli sebuah apartemen yang juga masih di lingkungan aku tinggal, dari rumahku sekarang jaraknya 3 km. Selama aku tinggal di rumah kontrakan, aku mengenal seorang pembantu rumah tangga, sebut saja Rita. Dia juga pelayan di toko milik majikannya, jadi setiap aku atau istriku belanja, Rita-lah yang melayani kami. Dia seorang gadis desa, wajahnya manis, kulit tubuhnya bersih dan bodinya cukup seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal, jadi dia sering digoda oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi rupanya akulah yang beruntung bisa mencicipi kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat ini.
Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Rita dan kebetulan dia sendiri yang melayaniku.
"Rit, bisa tolong saya cariin pembantu..."
"Untuk di rumah Bapak...?"
"Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta."
"Wah gede tuh Pak, nanti Rita cariin yah... kabarnya minggu depan ya Pak."
"Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu..."
"Wah.. banyak amat Pak, makasih deh.."
Kutinggal Rita setelah kuberi 500 ribu untuk mencarikan pembantu untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku.
Dua hari kemudian, mobilku dicegat Rita ketika melintas di depan rumah majikannya.
"Malam Pak..."
"Gimana Rit, sudah dapat apa belum temen kamu?"
"Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung."
"Loh, nanti Ibu Ina marah, kalau kamu ikut saya."
"Nggak apa-apa Pak, saya sudah carikan pengganti saya buat disini koq."
"Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen."
"Iya... Pak."
Keesokan pagi kujemput Rita di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku. Begitu sampai Rita terlihat bingung karena istriku tidak mengetahui atas keberadaan apartemenku.
"Tugas saya apa Pak...?"
"Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk tiga hari lagi, karena temen-temen saya mau main ke sini."
"Baik Pak..."
Dengan perasaan agak tenang kutinggalkan Rita, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan capai lagi karena sudah ada Rita yang membantuku di apartemen.
Dua hari kemudian sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam. Pikiranku khawatir atas diri Rita kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit.
Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang. Rita sedang mengguyur badannya yang bersih dan mulus itu di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun. Terlihat kalau payudaranya cukup padat berisi, ukuran bra-nya 36B mungkin.
Pemandangan yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan kuintip lagi, kali ini Rita menghadap ke arah pintu dimana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum itu dan putingnya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek. Pemandangan seorang gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang ranum dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana kantorku.
Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh pakaian kerjaku di atas sofa, dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, perlahan kudekati Rita yang tidak tahu kehadiranku, dia sedang membasuh sabun di bawah shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya. Rita yang terkaget-kaget berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya.
"Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak..."
Karena tenaganya lemah sementara aku yang makin bernafsu, akhirnya Rita melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku. Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya padat berisi, sedangkan tanganku yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.
"Ahhh.. ahhh.. jja. jjangan.. Pak..."
"Tenang Rit, .. nanti juga enak..."
Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat Rita mengalah dan Rita pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku sehingga lidah kami bertautan, Rita pun mulai menggelinjang di saat jariku kumasukan ke liang vaginanya.
"Arghh.. arghh... enak.. Pak.. argh..."
Tubuh Rita kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami. Setelah mulut dan lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya payudaranya yang ranum kutemukan juga, langsung kuhisap, kemudian putingnya kugigit. Payudaranya kenyal sekalimembuatku semakin bernafsu. Rita makin menggelinjang karena tanganku masih merambah liang vaginanya.
"Argh.. akkkhh... akhh... terus.. Pak... enak... terus..."
Aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut sambil tanganku tetap meremas-remas payudaranya dan sampailah bibirku ke selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari vaginanya.
Aku pun kagum karena Rita merawat vaginanya dengan baik sekali. Bulu halus yang menutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya.
"Ssshh.. sshh.. argh.. aghh... aw... sshhh.. trus... Pak.. sshh... aakkkhh..."
Aku makin kagum pada Rita yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Rita yang masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan manis rasa vagina Rita. Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina Rita diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina Rita yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal. Rita pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku dari vaginanya.
"Auwwwhhh... aahhh... terus.. sedappp... Pakkkh..."
"Rit... vaginamu sedap sekali... kalau begini... setiap malam aku pingin begini terus..."
"Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak... oohhh..."
Rita makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku kupelintir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah hampir 15 menit vagina Rita kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis serta menyegarkan membanjiri vagina Rita, dan dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan menyegarkan badan.
"Ooohhh... ough... arghhh... sshh.. Pak, Rita... keluar.. nihhh... aahhh... sshh..."
"Rit... cairanmu... mmmhh... sedap.. sayang... boleh.. saya masukin sekarang... batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang..."
"Hmmm... iya Pak.. saya juga udah nggak tahan… aaahhh..."
Rita pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali, tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh penisku yang sudah maksimal tegangnya karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.
"Ohhh... Rita.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya... saya jadi makin suka nih..."
"Mmmmhh... mhhh.. Pak.. perih.. Pak... sakit..."
"Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya..."
Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Rita yang masih perawan dan Rita pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina Rita walaupun hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam vagina Rita sangat mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina Rita membuatku makin cepat saja menggoyangkan batangku maju-mundur di dalam vagina Rita.
"Rit, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu..."
"Iya.. Pak, tapi masih perih Pak..."
"Sabar ya sayang..."
Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Rita yang masih rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 22 cm dan berdiameter 4 cm, wajar saja kalau Rita menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah menjadi bulan-bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya.
"Ahh.. ahhh.. aah.. aww... Pak... iya Pak.. enak deh.. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek Rita.. aahh..."
Rita yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku. Hal ini membuatku merasa menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar.
Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke perutnya dimana Rita hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku berkali-kali. Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Rita yang basah oleh air shower membuat tubuh yang mulus itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah. Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Rita pun membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu.
"Mmmhh... mmmhhh... Pak.. batangnya nikmat sekali, Rita jadi.. mmauu... tiap malam seperti ini.. aaakh... aakkhh.. Paaakkhh.. Rita keeluuaarrr.. nniihh..."
Akhirnya bobol juga pertahanan Rita setelah hampir satu jam dia menahan seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya, tapi rupanya selain cairan, ada darah segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Sementara aku yang masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan Rita, dimana batangku yang masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok dari belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya dari belakang.
Vagina Rita makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental dan membuat batangku terasa lebih diperas-peras dalam vaginanya. Hal itu membuatku merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh.
"Ohhh... ohhh.. Rit.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa... “
“…. aakkh.. aakkhh... sshhh..."
Rita tidak memberi komentar apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian meledaklah pertahanan Rita untuk kedua kalinya dimana dia mengerang, tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang masih terbenam di vaginanya.
"Akhhh... aakkhh... Pak... Pakkhh... nikmattthhh..."
Setelah tubuhnya mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang mengejang dan meledaklah cairan kental dari batangku dan membasahi liang vagina Rita dan muncrat ke rahim Rita, yang disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah Rita yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh di bawah shower kamar mandi. Batangku yang sudah lepas dari vagina Rita dan masih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh Rita dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara bersamaan.
Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup oleh Rita yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, Rita layak anak kecil menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering Rita bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan bibirku.
"Pak.. Rita puas deh... batang Bapak nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok memek Rita, Rita jadi kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim Rita... kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Rita...?"
"Rit.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina Rita yang masih rapat.. terus terang... baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu sama istriku aku belum pernah puas seperti sekarang... makanya saya mau Rita siap kalau saya datang dan siap jadi istri kedua saya... gimana..?"
"Saya mah terserah Bapak aja."
"Sekarang saya pulang dulu yach.. Rita... besok aku ke sini lagi..."
"Oke... Pak.. janji yach... vagina Rita maunya tiap hari nich disodok punya Bapak..."
"Oke.. sayang..."
Kukecup pipi dan bibir Rita, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat Rita terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh Rita pembantuku yang juga istri keduaku, hal ini sudah kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Rita.
Ohhhh.. Rita, pembantuku? Istri keduaku?
TAMAT

3 komentar:

  1. Wah masih ada gak ya, Rita-Rita yang lain??? Mau donk satu aja...
    http://pleasure-palace.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Your Affiliate Money Printing Machine is ready -

    And making money online using it is as easy as 1..2..3!

    Here's how it all works...

    STEP 1. Tell the system which affiliate products the system will promote
    STEP 2. Add some push button traffic (it LITERALLY takes JUST 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system explode your list and upsell your affiliate products for you!

    Are you ready to make money automatically???

    The solution is right here

    BalasHapus